MUSIC OFF

Sementara kosong

Selasa, 17 Februari 2015

Mekanisme Pergerakan Harga Forex

Assalamu'alaikum para sobat blogger, sudah lama tidak menulis dan mengcopas artikel-artikel yang banyak bermanfaat diluar sana :)
Ada satu artikel yang cukup bagus untuk disimak dalam menggeluti dunia forex, langsung saja kita notedkan disini

Lucu rasanya kalau pekerjaan (atau hobi) kita sehari-hari menghadapi chart dan berusaha mendapat profit dari pergerakan harga tetapi kita tidak pernah mengerti bagaimana sesungguhnya harga itu bisa bergerak. Jadi sekarang kita akan bahas sedikit bagaimana sebetulnya mekanisme pergerakan harga yang terjadi market.

Kita tentu sudah tahu bahwa harga bergerak karena ada transaksi atau ada "deal", dan arah harga bergerak mengikuti akumulasi transaksi terbesar yang terjadi saat ini (prinsip kedua dan ketiga analisa KG yah). Jadi bukan analisa kita, bukan TS, bukan indikator, bukan juga news yang menggerakan harga, tapi transaksi yang dilakukan para pelaku pasar yang tentu saja tidak terikat dengan hal-hal itu.

Kita lihat tabel berikut.


Bid = harga permintaan, harga dimana pelaku pasar bersedia membeli
Offer = harga penawaran, harga dimana pelaku pasar bersedia menjual
Vol = volume dalam juta USD, supaya mudah dibuat sama saja semua 10 juta, kondisi sebenarnya tentu berbeda

Kita lihat pada tabel bid terbaik adalah 1.6469 dengan volume $10 juta sementara offer terbaik adalah 1.6470 dengan volume $10 juta juga. Bid dan offer ini adalah pending order atau open interest yang belum tereksekusi, offer mencerminkan ketersediaan stok barang yang hendak dijual seller sementara bid mencerminkan harga dan jumlah yang hendak dibeli buyer.

Dari selisih harga bid terbaik (tertinggi) 1.6469 dan offer terbaik (termurah) inilah muncul harga dan spread saat ini, yaitu 1.6469/1.6470 dengan spread 1 pip. Jadi spread yang sebenarnya muncul sama sekali bukan akal-akalan broker tapi berdasarkan dimana atau di harga berapa "minat" para pelaku pasar.

Kita sudah tahu bahwa harga bergerak karena ada transaksi atau kesepakatan, dan pending order ini belum merupakan suatu transaksi tetapi masih berupa "minat". Nah untuk terjadi kesepakatan maka harus ada market order yang masuk untuk menyepakati harga 1.6469 atau 1.6470, yaitu sell atau menjual untuk memenuhi minat beli di 1.6469 atau buy atau membeli untuk memenuhi minat jual di 1.6470. Prinsipnya adalah untuk setiap 1 volume buy maka harus ada 1 volume sell untuk bisa terjadi kesepakatan. Dan harga baru berubah ketika tidak ada lagi minat di harga yang tertera sekarang, jadi untuk mengubah harga dari harga sekarang maka volume market order yang masuk harus sama atau lebih dari volume pending order di harga itu.

Misalnya saat ini ada pelaku pasar yang buy sekarang di harga 1.6470 dengan volume hanya $2 juta, maka harga tidak akan berubah karena masih ada sisa $8 juta lagi yang hendak dijual di harga 1.6470. Tetapi apabila volume beli mencapai $10 juta, maka harga offer akan naik ke harga terdekat dimana ada minat jual, dalam kasus contoh diatas adalah 1.6471. Jadi kalau ini terjadi maka kita akan melihat spread melebar hingga harga akan terlihat sebagai 1.6469/1.6471. Lalu bagaimana apabila volume beli ternyata mencapai $20 juta? Maka $10 juta akan dipenuhi di 1.6470 sementara $10 juta lagi terpaksa harus dipenuhi di 1.6471, dan dalam kasus ini harga offer akan naik ke 1.6472 karena tidak ada lagi minat jual dibawah harga itu. Nanti kita akan melihat spread melebar lagi hingga harga akan tertera sebagai 1.6469/1.6472.

Lalu bagaimana kalau misalnya yang masuk adalah market order sell di harga sekarang 1.6469? Hampir sama dengan diatas, apabila volume sell masih kurang dari $10 juta maka harga tidak akan kemana-mana. Apabila volume sell mencapai $10 juta maka harga bid akan turun ke 1.6468 karena tidak ada lagi minat beli di 1.6469. Disini kita akan melihat spread juga melebar hingga akan tertera harga 1.6468/1.6470. Bagaimana kalau minat jual sangat besar, misalnya mencapai $40 juta? Maka $10 juta akan dijual di harga 1.6469, $10 juta berikutnya akan dijual di harga 1.6468, $10 juta berikutnya lagi akan dijual di harga 1.6467, dan $10 juta terakhir akan dijual di harga 1.6466. Dan harga bid akan jatuh sampai 1.6465 karena sudah tidak ada lagi minat beli diatas itu. Disni nanti kita lihat spread akan lebar sekali hingga tertera harga 1.6465/1.6470.

Jadi ketika kita melihat harga terus bergerak naik itu artinya buyer bersedia membeli dengan harga lebih mahal lagi memenuhi minat jual di harga yang lebih tinggi sementara ketika kita melihat harga terus bergerak turun itu artinya seller bersedia menjual dengan harga lebih murah lagi memenuhi minat beli di harga yang lebih rendah. Dan ketika kita melihat spread maka kita tahu itu terjadi karena ada perbedaan di harga berapa minat untuk membeli dan menjual. Dari sini juga kita bisa tahu bahwa tidak ada hitungan baku berapa volume yang dibutuhkan untuk menggerakan harga setiap 1 pipnya, yang penting adalah ada atau tidaknya minat untuk bertransaksi di suatu titik harga, dan minat ini volumenya bervariasi. Contoh volume $10 juta disini hanya agar mudah dipahami saja.

Lalu apa yang terjadi jika misalnya minat yang ada sekarang berubah? Misalnya minat jual atau offer terbaik di 1.6470 sebesar $10 juta tiba-tiba dibatalkan, maka harga offer akan berubah ke dimana ada offer terdekat yaitu 1.6471. Bagaimana kalau minat buy atau bid 1.6469 dibatalkan? Maka harga bid akan turun ke 1.6468. Jelas dan masuk akal yah? Nah ini menjelaskan kenapa menjelang news penting seperti NFP akan dirilis spread bisa melebar sangat jauh kemudian sering terjadi spike atau gap, ini hal yang rasional karena para pelaku pasar juga manusia yang memiliki logika. Mereka tidak mau secara konyol mengambil resiko jadi mereka akan melakukan langkah penyelamatan, menutup atau hedging posisi terbuka, membatalkan pending order, dan lain-lain. Ini menyebabkan minat yang ada berkurang drastis sehingga harga harus bergerak jauh mencari titik dimana ada minat yang menunggu. Oke yah?

Pada praktek sebenarnya bisa sangat bervariasi, dalam setiap detik bisa terjadi banyak sekali order, bisa itu market order buy atau sell, bisa juga pending order buy atau sell, atau bisa juga pembatalan order yang sudah ada hingga harga bisa sangat berfluktuasi dan spread juga bisa melebar atau menyempit dalam waktu yang singkat. Tetapi mekanisme dasarnya tetap sama seperti sudah dijelaskan diatas, dan kita sebetulnya sudah tidak perlu pusing memikirkan itu karena semua sudah dilakukan oleh komputer. Kita tinggal lihat bagaimana pergerakan harganya dan pahami ketika harga naik dari harga sekarang maka itu artinya tidak ada lagi minat jual di harga sekarang dan minat jual berikutnya ada di harga yang lebih tinggi, dan ketika harga turun dari harga sekarang maka itu artinya tidak ada lagi minat beli di harga sekarang dan minat beli berikutnya ada di harga yang lebih rendah.

Mekanisme seperti itu adalah yang real terjadi di market interbank dimana yang bermain disitu adalah institusi-institusi keuangan raksasa dengan modal sangat besar dan transaksinya juga jutaan USD, mereka-mereka ini yang memiliki akses langsung ke market. Lalu bagaimana dengan trader macam saya dengan modal recehan?

Trader-trader retail seperti kita tidak memiliki akses langsung ke market interbank tetapi harus melalui pihak ketiga atau perantara, bisa itu bank atau broker forex. Bank memiliki akses ke market kemudian dari situ mereka bisa menjual atau membeli mata uang kepada atau dari nasabahnya dengan harga mark up untuk mendapat keuntungan. Umumnya nasabah bank bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan mereka atau untuk tabungan dan investasi, bukan berbisnis mencari profit seperti para trader. Sementara broker memfasilitasi trader retail seperti kita untuk bisa berbisnis forex dan melakukan transaksi.

Broker mengambil data harga dari market walaupun memang kadang-kadang ada perbedaan harga antar broker, tetapi biasanya tidak jauh. Mekanisme pergerakan harga di broker tetap sama dengan maret interbank karena market interbank inilah yang mempengaruhi pergerakan harga, broker hanya mengikuti harga di market, mereka tidak bisa menggerakan harga kecuali mereka memang memanipulasi harga yang tertera di chart kita, hal ini memang bisa dilakukan dan memang kerap terjadi. Mekanisme dan jalur kita bertransaksi dan juga spread harga di broker berbeda dengan market real, itu tergantung kepada jenis broker dan kebijakan mereka.

Kita lihat sepintas tentang broker, pada dasarnya ada tiga tipe broker yaitu non dealing desk (NDD), dealing desk (DD), dan hybrid. Kita lihat satu persatu.

Broker NDD

Kalau kita bertransaksi melalui broker NDD, maka transaksi kita akan mereka teruskan ke market. Broker tipe ini benar-benar hanya bertindak sebagai perantara. Data harga dan spread yang tertera sangat fluktuatif menyesuaikan kondisi yang terjadi di market. Broker NDD ini juga terbagi lagi jadi tiga jenis yaitu electronic communication network (ECN), straight through processing (STP), dan direct market access (DMA).

Saya tidak akan menjelaskan detail tentang ketiga jenis broker itu disini, nanti saja dibuat tulisan khusus. Cukuplah kita tahu bahwa apabila kita trading melalui broker NDD maka kita akan berhadapan dengan kondisi market yang real dan bertransaksi melawan market yang real juga. Disini resiko kecurangan oleh broker sangat kecil karena order kita akan diteruskan langsung ke market untuk dicarikan "lawannya",  sebagai imbalannya mereka akan menarik komisi yang besarnya bervariasi tergantung kebijakan masing-masing. Dan karena kita berhadapan dengan market langsung maka kadang-kadang kita bisa diuntungkan dengan spread yang sangat tipis tetapi kadang-kadang pula kita malah bertemu dengan spread yang sangat lebar. Dan disini kita juga kadang bisa berhadapan dengan requote atau slippage, tetapi hal ini disebabkan oleh kondisi di market, bukan karena kecurangan broker.

Broker DD

Kalau di broker DD kita sebetulnya trading di lingkungan broker itu sendiri, lawan kita adalah pihak broker dan para klien yang posisinya berlawanan dengan kita. Ini jenis broker yang biasa disebut sebagai bandar.

Disini ketika kita buy maka kita membeli dari broker atau klien lainnya, dan ketika kita sell maka kita menjual kepada broker atau klien lainnya. Broker jenis ini biasanya menerapkan spread yang fix, karena mereka juga mengambil keuntungan dari situ, tapi ada juga yang menerapkan floating spread tetapi biasanya lebih lebar dari spread market sebenarnya karena mereka seperti broker spread fix mereka juga mengambil keuntungan dari spread. Dan ada juga yang malah ditambah lagi komisi (biasanya broker lokal nih).

Karena semua transaksi dilakukan internal maka transaksi yang kita lakukan sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap pergerakan harga. Pergerakan harga tetap ditentukan oleh market interbank. Jadi omong kosong apabila ada rekan trader yang mengklaim bisa mengatur harga dengan modal hanya $25 walaupun beliau mengklaim metodenya bersandar pada hukum supply & demand.

Broker seperti ini sebetulnya memiliki resiko lebih besar karena mereka harus menjadi lawan transaksi kliennya, ada resiko mereka kekurangan dana untuk melayani transaksi klien. Biasanya hal ini diatasi dengan backup dari bank sebagai liquidity provider, disini kadang-kadang bisa terjadi pelebaran spread karena mereka harus mengkuti harga dari provider tadi.

Keuntungan  untuk trader biasanya broker menjamin instant execution, alias setiap market order kita mereka jamin tereksekusi cepat. Jadi tidak peduli broker akan untung atau rugi (rugi sebetulnya sudah mereka perhitungkan) mereka harus mengeksekusi atau menjadi lawan setiap market order yang masuk.

Tetapi hati-hati juga karena broker menanggung resiko kerugian cukup tinggi maka trading di broker tipe ini bagi trader juga mengandung resiko kecurangan. Requote dan slippage yang terjadi seringkali bukan diakibatkan oleh kondisi market tetapi karena pihak broker menunggu level harga yang lebih menguntungkan mereka. Juga kadang terjadi manipulasi harga yang berbentuk spike atau pergerakan tiba-tiba yang menghantam stop loss kita, ini yang biasanya disebut stop loss hunter. Resiko lainnya adalah ketika hendak wd ternyata tidak ada cukup dana untuk membayar keuntungan klien, biasanya proses wd jadi dipersulit dengan berbagai alasan.

Apabila kita memilih untuk membuka akun di broker DD dengan dana cukup besar, maka pastikan kita sudah pelajari latar belakang dan reputasi brokernya. Lihat alamatnya dimana, sudah berapa lama berdiri, cek apakah teregulasi oleh badan-badan yang kompeten, dan cari tahu dari pengalaman trader-trader lain yang pernah trading disitu.

Oke deh semoga cukup jelas sekarang dan ketika kita melihat chart kita paham apa yang sebetulnya sedang terjadi di market. 
 
Itu artikel yang bermanfaat, dan semoga banyak membantu kawan-kawan blogger semua.
Terima Kasih
 
Sumbel : LINK

2 komentar:

  1. Sebagai trader seharusnya trader mempunyai ilmu yang cukup dimana untuk bisa melakukan trading dengan benar maka dibutuhkan kejelian melihat momen yang tepat. Oleh karena itu sekarang saya juga masih banyak belajar dengan menggunakan kontes akun demo di broker octafx

    BalasHapus
  2. http://eaindicatorforex.blogspot.co.id

    Ikut meramaikan blog

    Share download ea dan indicator

    BalasHapus