MUSIC OFF

Sementara kosong

Seandainya Meja Kerja Kita Seperti ini??

Seandainya Meja Kerja kita seperti ini, mungkin akan lebih tahan berlama lama memanjakan mata, bermain game atau menganalisa chart didepan komputer.

Catat Hal Penting Dan Terus Belajar

Catat Hal-Hal Penting jika anda menemukan sesuatu yang perlu anda catat, jangan menyerah dan terus belajar.

Analisa, Yakini dan Lakukan

Analisa rencana pergerakan yang anda tangkap di chart, Yakini analisa yang anda lakukan, dan Lakukan Open Posisi sesuai dengan analisa dengan menggunakan Stop Loss untuk menghindari kerugian yang berlebihan dan mengetahui letak kesalahan analisa.

Gunakan Lebih dari satu chart

Gunakan Lebih dari satu chart bila diperlukan untuk membedakan masing-masing pergerakan harga di tiap broker yang anda gunakan.

Amati dan Terima

Setelah menganalisa, dan melakukan order serahkan kelanjutannya kepada pasar yang bergerak, jika tidak sesuai maka mendapatkan Loss, dan jika sesuai dengan analisa akan profit. Gunakan Money Management yang baik!.

Selasa, 03 Maret 2015

Memahami Pergerakan Harga, Part 4

Oke lanjut lagi tentang memahami pergerakan harga.

Untuk me-refresh pemahaman kita lihat lagi secara sederhana logika dasar dari mekanisme pergerakan harga:

Buyer=Seller ==> harga tidak kemana-mana
Buyer>Seller ==> harga naik
Buyer<Seller ==> harga turun

Kalau kita benar-benar memahami logika dasar diatas maka sebetulnya keseimbangan dan ketidakseimbangan ini terjadi di tiap-tiap titik yang dilalui harga. Harga diam di satu titik karena disitu seimbang antara minat beli dan minat jual, dan harga bergerak dari satu titik karena tidak seimbang antara minat beli dan minat jual. Apabila di suatu titik harga minat beli lebih tinggi daripada minat jual maka harga akan naik dari titik itu, sebaliknya apabila minat jual yang lebih tinggi daripada minat beli maka harga akan turun dari titik itu.

Prinsip seperti itu berlaku mulai dari pergerakan skala terkecil sampai terbesar. Dimulai dari pergerakan tiap-tiap pip atau titiknya kemudian diakumulasikan kedalam sebuah datablock berdasarkan satuan waktu tertentu mulai dari (pada platform MT4)  terkecil m1 sampai terbesar MN, kemudian datablock-datablock ini juga kita akumulasikan lagi untuk melihat bagaimana bentuk distribusinya, dan karena kita saat ini belajar secara visual dengan menggunakan naked chart maka bentuk distribusi ini kita sebut saja "formasi datablock". Nah dari bentuk formasi datablock  inilah kita dapatkan pola-pola pergerakan harga tertentu, di post part 3 yang lalu kita sudah bicara tentang mengamati formasi datablock untuk mendapatkan pola-pola trending dan sideway dimana trending ini adalah ketika harga cenderung bergerak ke satu arah sementara sideway adalah ketika harga cenderung bergerak bolak balik dalam suatu range tertentu.

Lebih jauh lagi trending dan sideway ini juga ternyata relatif tergantung perspektif kita, jaraknya bisa hanya beberapa pip sampai sangat lebar ratusan atau ribuan pip. Intinya selama harga hanya bergerak pada suatu range maka itu adalah sideway, terserah berapa pip lebar range-nya, dan ketika harga breakout meninggalkan range tersebut maka itu adalah trending. Dalam suatu TF cara termudah melihat sideway adalah dengan mencari formasi datablock yang berbaris menyamping, dari situ kita juga bisa dapatkan kondisi trending dengan mengamati ketika harga breakout meninggalkan barisan itu.

Kali ini kita akan bahas lebih jauh tentang kondisi sideway, kita lihat gambar berikut GBP/USD di TF H1.


Itu adalah cara kita melihat dengan perspektif yang terdekat pada suatu TF. Perhatikan pada area-area atau range berwarna abu-abu adalah area dimana formasi datablock yang cenderung berbaris menyamping lalu datablock yang diberi tanda panah adalah ketika harga breakout dari area sideway.

Nah kita bisa melihat dalam perspektif yang lebih luas lagi, coba kita perhatikan lagi gambar diatas tadi dan temukan harga yang bergerak dalam range tertentu tetapi skalanya lebih luas.

Bisa dilihat pada gambar berikut.

Pada range yang berwarna biru diatas formasi datablock tidak terlihat secara rapi berbaris dan lebih terlihat seperti trending bolak balik. Tetapi kalau kita perhatikan betul-betul harga sebetulnya masih bergerak dalam suatu range.

Untuk lebih mudahnya dalam memperluas perspektif ini kita bisa saja pindah ke TF yang lebih besar, coba kita lihat sekarang di TF H4.

Lebih mudah kelihatan yah di TF H4, formasi yang di H1 terlihat seperti trending bolak balik ternyata di H4 terlihat berbaris menyamping.

Kemampuan kita dalam mengenali range dan melihat dari perspektif yang berbeda sangat penting karena kondisi sideway ternyata bisa berbeda skalanya dan tidak selalu harus ditandai oleh formasi yang berbaris menyamping, sementara kondisi trending sendiri bisa terlihat ketika harga mulai breakout meninggalkan area sideway dan kemudian bergerak ke satu arah.

Pola pergerakan sideway dan trending ini terjadi berulang-ulang bergantian menjadi sebuah siklus, setelah sideway akan terjadi trending dan setelah trending akan kembali sideway, begitu terus. Sideway dan trending ini bisa juga dikatakan sebagai fase balance-imbalance, atau fase normal-abnormal apabila kita menggunakan pendekatan matematika.

Sekarang kalau kita sudah bisa melihat kondisi trending dan sideway maka ini dia pertanyaan yang paling penting: kita mau cari apa sih melototin chart?

Sebelumnya kita harus sadari dulu bahwa yang kita lihat pada chart dibalik harga yang bergerak itu sebetulnya adalah perubahan minat para pelaku pasar dari waktu ke waktu. Ketika pada suatu waktu minat para pelaku pasar ini relatif berimbang maka harga akan cenderung hanya bergerak ranging di area harga yang mereka bisa terima, area ranging atau sideway ini yang disebut sebagai area kesepakatan. Dan ketika kemudian minat salah satu pelaku pasar lebih dominan dari yang lain maka harga akan bergerak meninggalkan area sideway tadi dan kemudian bergerak cenderung searah dengan dominasinya sampai dominasi ini berakhir ketika pelaku pasar yang dominan ini tidak bisa lagi menerima harga lebih jauh.

Nah dari kesadaran diatas itu ada dua hal sebetulnya yang kita cari, arah dan batas. Arah ditentukan oleh siapa yang mendominasi sementara batas ditentukan oleh dimana harga tertinggi dan terendah yang bisa diterima oleh kedua belah pihak. Batas ini adalah hal yang paling penting dan pertama kali kita cari karena dari batas ini kita tahu rentangan harga yang diminati pelaku pasar dan selama minat ini tidak berubah maka harga akan tetap bergerak pada rentangan harga itu.

Ini seperti logika dasar para pedagang dimana kalau kita mau berjual-beli sesuatu maka kita harus tahu dulu harganya. Dan harga ini bukan angka yang fix tapi ada rentangannya, ada harga tertinggi, ada harga terendah, kemudian ada juga harga tengah atau rata-rata. Dari situ kita akan menentukan di harga berapa harus beli dan di harga berapa harus jual. Nah selama tidak ada kondisi luar biasa yang bisa mempengaruhi harga barang jualan kita itu maka rentangan harganya akan di sekitar-sekitar situ saja, atau kalaupun berubah paling hanya sedikit. Masuk akal yah?

Kita tidak akan bicara dulu tentang harga rata-rata karena itu harus menggunakan perhitungan matematika, sekarang kita akan bahas saja tentang bagaimana menentukan batas-batas rentangan harga atau range karena ini secara visual saja bisa dilihat. Disini prinsipnya adalah kita harus selalu memposisikan pergerakan harga sekarang sebagai sideway, bahkan ketika harga itu kelihatan sedang trending sekalipun kita tetap akan memposisikan itu sebagai sideway. Lho, katanya trending kok sideway gimana nih? Yups, trending itu bisa jadi ternyata adalah sideway apabila dilihat pada konteks yang lebih besarnya trending ini ternyata masih ada dalam suatu range.

Jadi agar kita bisa memposisikan pergerakan harga sekarang sebagai sideway maka kita harus memiliki range-nya, atau batas high dan low-nya tetapi dengan perspektif yang berbeda. Untuk itu satu-satunya cara adalah kita harus mencari range yang sudah terbentuk sebelumnya, karena range yang sudah jadi ini adalah FAKTA bahwa disitulah rentangan harga yang diminati pelaku pasar.

Cara mencari range yang sudah terbentuk ini adalah dengan mencari high dan low yang belum ditembus, mulai dari yang terdekat sampai sejauh yang kita butuhkan. High dan low ini kita sudah tahu adalah batas-batas harga yang masih bisa diterima pelaku pasar, mereka tidak berminat bertransaksi lebih dari itu, ini kita jadikan acuan dasar.

Titik-titik high dan low ini bisa dikenali dari bentuk formasi V atau U, yuk kita mulai cari dari yang terdekat saja dulu di GBP/USD.

Disini kita memiliki range terdekat antara high 1.6588 dan low 1.6565. Kita lihat dulu cerita pergerakan harga sebelumnya GBP/USD ada dalam kondisi trending up hingga menyentuh harga tertinggi 1.6588 dimana disitu adalah harga tertinggi yang masih bisa diterima oleh buyer, lalu dari situ harga pun retrace dan turun  sampai ke 1.6565 dan sampai saat ini harga masih bermain-main di area itu. Jadi untuk sementara waktu area inilah yang diminati oleh kedua belah pihak pelaku pasar.

Range ini akan tetap valid selama minat para pelaku pasar tidak bertambah, selama buyer tetap tidak mau membeli lebih dari 1.6588 dan seller tetap tidak mau menjual lebih murah dari 1.6565 maka harga akan tetap bergerak di situ-situ saja. Lalu apa yang terjadi apabila ada perubahan minat, misalnya minat jual tiba-tiba meningkat dan seller berani menjual lebih rendah lagi dari 1.6565?

Apabila minat jual ini terus meningkat maka akan terjadi ketidakseimbangan dan pada skala yang sekarang ini harga akan masuk fase trending down, nah untuk memprediksi sampai mana kira-kira harga akan bergerak turun kita tetap memposisikan pergerakan harga ini sebagai sideway. Untuk itu kita akan memperluas perspektif kita dan mencari lagi low terdekat yang belum ditembus karena disitulah batas minat seller sebelumnya, kita lihat lagi gambar.

Kita dapat low lagi di 1.6472, low ini adalah batas bawah range-nya. Jadi kita punya range dengan perspektif lebih luas antara high 1.6588 dan low 1.6472, range inilah yang akan kita gunakan apabila harga turun menembus 1.6565 dan terjadi trending down.

Lalu bagaimana apabila ternyata minat beli yang meningkat dan buyer berani membeli lebih mahal dari 1.6588 kemudian harga trending up? Sama saja, kita cari range dalam perspektif yang lebih luas lagi dan kita dapatkan seperti ini.

Disitu kita dapatkan high di 1.6668, nah low-nya kita tidak gunakan 1.6565 karena bila kita perhatikan formasinya maka 1.6565 ini ternyata ada di dalam sebuah range, maka kita cari low-nya dan dapatlah di 1.6472.

Sekarang kita luaskan lagi perspektif, bagaimana bila misalnya minat seller terus meningkat hingga low 1.6472 ini kemudian ditembus dan harga terus meluncur turun? Ada beberapa low di bawah yang bisa kita jadikan patokan range, bisa dilihat di gambar berikut.

Dengan high yang sama di 1.6688 ada dua lagi low terdekat yang bisa dijadikan range yaitu di 1.6449 dan 1.6398.

Sekarang bagaimana bila minat beli yang meningkat melebihi 1.6688 dan harga terus naik? Sama saja, kita cari high yang lain lagi untuk dijadikan range.

Ternyata cukup jauh di belakang juga high sebeumnya yang belum ditembus sampai-sampai harus pindah ke TF W1 dulu supaya kelihatan. Disitu ada tiga range yang bisa kita jadikan acuan, yang pertama antara high 1.6746 dan low 1.4813, kedua antara high 1.6877 dan low 1.4228, dan ketiga antara high 1.7041 dan low 1.4228. Tentunya kita akan menggunakan yang terdekat dulu yaitu antara high 1.6746 dan low 1.4813 sebagai acuan.

Jelas ya? Nah setelah kita dapatkan range atau batas-batas pergerakan harganya maka barulah kita membaca kecenderungan arahnya. Caranya adalah dengan menggunakan titik-titik high dan low sebagai starting point-nya, high adalah starting point seller sementara low adalah starting point buyer. Apabila harga bergerak turun meninggalkan high maka kecenderungan arahnya adalah turun, sebaliknya apabila harga bergerak naik meninggalkan low maka kecenderungan arahnya adalah naik. Sederhana sekali yah?

Oke mudah-mudahan cukup jelas sampai disini mengenai kondisi sideway juga tentang arah dan batas.

Sumber : LINK

Memahami Pergerakan Harga, Part 3

Kita lanjutkan lagi mumpung lagi santai...

Sebelumnya kita sudah bahas logika dan prinsip yang ada dibalik tiap-tiap datablock yang ada di chart dan kita juga sudah bahas prinsip korelasi antara pergerakan besar dan pergerakan kecil. Sejauh ini kita baru membahas tentang bagaimana membaca datablock secara individu dan bagaimana datablock individu ini bisa dipecah menjadi datablock-datablock dalam periode yang lebih kecil. Nah kali ini kita akan membahas bagaimana membaca pergerakan harga pada serangkaian datablock.

Kita lihat dulu prinsip kelima analisa KG:

“Dominasi Transaksi Dan Melemahnya Dominasi Transaksi Yang Terjadi Secara Akumulasi
Membentuk Dua Kondisi Pergerakan Harga Yaitu Kondisi Trending Dan Kondisi Sideway.
Kedua Kondisi Ini Secara Teknis Dapat Dilihat Dengan Mengamati Bentuk Distribusi Data
Yang Terbentuk, Baik Secara Visual Maupun Menggunakan Prinsip-Prinsip Pengukuran"

Jadi disini kita akan mulai membahas bentuk distribusi data, dari situ nanti kita bisa tahu kondisi trending dan sideway. Kondisi trending dan sideway ini bisa dilihat berdasarkan bentuk distribusi datanya baik dilihat secara visual maupun dengan prinsip-prinsip pengukuran. Tetapi karena dalam pembahasan ini kita menggunakan naked chart maka bentuk distribusi ini akan kita lihat secara visual saja, karena apabila kita menggunakan prinsip pengukuran maka kita harus bermain konsep matematika dan itu tidak dibahas disini. Dan karena kita menggunakan cara visual maka bentuk distribusi data ini kita sebut saja "formasi datablock" karena sepertinya lebih pas.

Untuk contoh pembahasan kita gunakan datablock di TF D1 saja, kita mulai dengan gambar berikut.


Itu adalah gambar sebuah datablock di D1 hari Jumat tanggal 3 Januari kemarin, anggap saja harga OHLC-nya sekian dan sekian deh, kita ikuti pergerakan harganya dari mulai open lalu high dan low sampai dia close. Memang sih itu datablock yang sudah terbentuk jadi kita tidak tahu proses pembentukannya bagaimana kecuali kita pecah datablock itu ke periode lebih kecil, tapi kita bisa ambil kesimpulannya disitu bahwa seller dominan, dominasinya juga kuat, dan memiliki hidden potensial juga.

Kemudian karena kita sedang bicara formasi datablock kita belum bisa mengatakan begini atau begitu karena kita baru punya satu datablock. Sekarang bagaimana kalau dua datablock? Kita lihat...


Pertama kita jangan bicara dulu formasi deh, tapi yang paling penting adalah kita ikuti dulu pergerakan harganya, dari mulai open di datablock yang kiri terus sampai dia berakhir kemudian lanjut begitu ke datablock yang sebelah kanan. Dari situ kita punya gambaran bagaimana pergerakan harga dua hari terakhir ini. Ternyata dua hari ini didominasi seller, dan hari Jumat kelihatannya dominasi seller ini lebih lemah daripada hari Kamis.

Sudah cukupkah informasinya dengan begitu saja? Coba kita lihat lagi dengan tiga datablock deh.

Sama seperti tadi kita ikuti pergerakannya dari datablock yang paling kiri yaitu hari Rabu, disitu buyer sangat dominan tetapi pada hari Kamis harga mencapai titik tertingginya, disitu buyer tidak mau lagi membeli lebih mahal kemudian seller mengambil alih dominasinya dan malah lebih kuat pula, dan dominasi seller ini berlanjut sampai penutupan hari Jumat tetapi dominasi seller ini kelihatannya ada pelemahan di hari Jumat dibanding dengan hari Kamis.
Sekarang coba kita lihat agak banyakan deh datablocknya, enam misalnya.

Sekarang kita lihat bagaimana pergerakan harga sejak Jumat sebelumnya tanggal 29 Desember. Disitu buyer dominan tetapi tidak terlalu kuat, kemudian pada hari Senin dominasinya masih berlanjut dan sempat membawa harga naik jauh sampai di titik tertinggi mereka tidak mau lagi membeli, lalu dari situ dominasi buyer ini mulai melemah sampai pada akhirnya walaupun dominasi masih tetap dipegang buyer tetapi sebetulnya ada hidden potensial seller disitu karena harga penutupan kelihatannya lebih dekat ke low. Hari Selasa buyer masih mendominasi tetapi tidak berhasil membawa harga naik jauh dan kelihatan sekali melemah dibanding hari Senin. Lalu hari Rabu dominasi buyer menguat lagi dan membawa harga naik cukup jauh tetapi belum mampu melebihi harga high hari Senin. Hari Kamis seperti sudah dijelaskan sebelumnya keadaan mulai berbalik, buyer mencapai titik tertingginya kemudian seller balik mendominasi dengan kuat yang dilanjut sampai hari penutupan hari Jumat tapi pada hari Jumat ini dominasi sellernya tidak sekuat pada hari Kamis.

Kita belum sampai mengatakan bahwa itu trending atau sideway dulu, tapi point-nya adalah kita harus mengikuti jalan ceritanya dulu. Dan sebetulnya apabila kita sudah paham prinsip dan logika dasarnya untuk mengikuti jalan cerita pergerakan harga menurut saya hanya dibutuhkan common sense saja. Jadi tidak perlu pusing-pusing menghapal segala macam istilah ajaib yang biasa digunakan di analisa Japanese candlestick (Steve Nison kalau nggak salah ya bukunya?) seperti engulfing, morning star, doji, doggy style, dan entah apa lagi. Cukup amati dan ikuti saja, lalu mainkan common sense kita, jangan memusingkan nama-nama atau istilah.

Oke sekarang kita mulai bicara formasi, tapi sebelumnya kita harus tahu dulu apa pengertian kondisi trending dan sideway. Pengertian kondisi trending adalah kondisi ketika harga cenderung bergerak ke satu arah, bisa itu naik atau turun. Secara visual trending ini bisa dilihat sebagai formasi sekelompok datablock yang cenderung searah, naik atau turun.

Kemudian pengertian kondisi sideway adalah kondisi ketika harga cenderung bergerak bolak-balik saja dalam suatu range tertentu. Ini secara visual bisa ada dua kemungkinan, pertama adalah formasi sekelompok datablock yang menyamping, biasanya tingginya kurang lebih sama hingga kelihatan seperti berbaris rapi, ini adalah yang paling basic. Dan yang kedua ini agak lebih tricky, formasinya tidak terlihat berbaris menyamping tetapi lebih mirip trending, tetapi trendingnya ini bolak balik dan apabila diperhatikan sebetulnya harga masih berada dalam suatu range.
Kalau kita perhatikan lagi gambar yang terakhir itu kita belum bisa katakan itu formasi sideway karena harga belum bergerak bolak-balik, harga bergerak trending up kemudian langsung berbalik trending down. Yang seperti ini disebut juga reversal, dari trending up sebelumnya berbalik ke trending down.

Sekarang kita lihat gambar berikut.
                                             

Dengan memperhatikan gambar diatas bisa nggak kita ikuti perjalan harga seperti tadi dicontohkan diatas? Susah yah, panjang banget ceritanya, hehehe. Cara yang paling basic adalah kita potong-potong ceritanya berdasarkan kondisi trending dan sideway. Jadi cerita dimulai di kondisi sideway, lalu lanjut ke trending dan berakhir di sideway lagi. Jadi kita harus temukan mana trending dan mana sideway.

Oke kita lihat, berhubung untuk trending sepertinya sangat mudah dilihat jadi kita lewati saja itu dan kita lihat langsung sideway dengan formasi datablock menyamping.

Kelihatannya area-area dimana formasi datablock terlihat seperti berbaris. Disitu adalah area dimana minat para pelaku pasar relatif berimbang, area ini juga yang dikatakan sebagai "area kesepakatan".

Dan sekarang sideway yang formasinya tidak terlihat menyamping tapi tetap berada dalam sebuah range. dalam skala yang lebih luas

Pada area abu-abu itu sebetulnya sama saja prinsipnya, disitu minat para pelaku pasar relatif berimbang hingga harga walaupun sepintas terlihat seperti trending sebetulnya pergerakannya itu ada dalam suatu range. Range ini selalu dibatasi oleh titik high yang merupakan harga termahal yang diterima buyer dan titik low yang merupakan harga termurah yang diterima seller.

Nah skala ini juga bisa kita perbesar kalau kita mau, kita lihat.

Satu point penting disini adalah bahwa trending dan sideway itu bisa relatif tergantung skala atau perspektif kita melihatnya. Perspektif ini bisa luas bisa juga sempit tergantung kita sendiri, tetapi prinsip dasarnya tetap sama yaitu trending adalah kecenderungan harga bergerak ke satu arah dan sideway adalah kecenderungan harga bergerak bolak-balik dalam suatu range tertentu. Seperti contoh pada area biru itu disitu ada trending dan sideway dalam skala yang lebih kecil tetapi ternyata bila dilihat pada skala yang lebih besar kondisinya secara umum adalah sideway.

Dapat idenya sampai sini yah?

Kita kembali dulu ke gambar paling atas yaitu si datablock tunggal hari Jumat tanggal 3 Januari. Dengan satu datablock saja bisa tidak sih kita katakan kondisi marketnya sideway atau trending?

Bisa, tapi harus dipecah dulu menjadi periode yang lebih kecil seperti dibawah ini.

Jelas kan yah?

Disini ada satu point lagi, untuk memahami bagaimana kondisi market kita harus membaca datablock secara akumulatif atau secara kelompok, bukan secara individu. Jadi disini kita tidak membaca datablock  di suatu TF dalam konteks individual tetapi dalam konteks yang lebih besar lagi. Ketika kita melihat chart TF D1 misalnya, kita tidak membaca pergerakan harian walaupun masing-masing datablock disitu memang iya menggambarkan data satu hari. Tetapi yang kita baca adalah akumulasinya, jadi konteksnya lebih besar, bisa itu mingguan, bisa bulanan, atau lebih besar lagi. Sama ketika kita melihat chart TF H1 juga kita tidak membaca dalam konteks 1 jam-an, tapi akumulasinya yang lebih besar lagi, bisa 4 jam, 8 jam, 24 jam, mingguan, dan seterusnya sampai yang terbesar. Sama juga begitu dengan TF-TF yang lainnya.

Dengan cara akumulatif ini gambaran ceritanya bisa lebih lengkap terlihat juga secara visual formasinya akan lebih mudah terlihat. Lalu berapa banyak datablock yang kita butuhkan untuk melihat akumulasi ini? Jawabnya: sebanyak sampai ada batas antara sideway dan trending yang bisa kita identifikasi jelas.

Sip yah sampai sini, mudah-mudahan cukup jelas. Lanjut nanti insya Allah.... 
 
Sumber : LINK