Assalamu'alaikum para sobat blogger, sudah lama tidak menulis dan mengcopas artikel-artikel yang banyak bermanfaat diluar sana :)
Ada satu artikel yang cukup bagus untuk disimak dalam menggeluti dunia forex, langsung saja kita notedkan disini
Lucu rasanya kalau pekerjaan (atau hobi) kita sehari-hari menghadapi
chart dan berusaha mendapat profit dari pergerakan harga tetapi kita
tidak pernah mengerti bagaimana sesungguhnya harga itu bisa bergerak.
Jadi sekarang kita akan bahas sedikit bagaimana sebetulnya mekanisme
pergerakan harga yang terjadi market.
Kita tentu sudah tahu bahwa harga bergerak karena ada transaksi atau ada
"deal", dan arah harga bergerak mengikuti akumulasi transaksi terbesar
yang terjadi saat ini (prinsip kedua dan ketiga analisa KG yah). Jadi
bukan analisa kita, bukan TS, bukan indikator, bukan juga news yang
menggerakan harga, tapi transaksi yang dilakukan para pelaku pasar yang
tentu saja tidak terikat dengan hal-hal itu.
Kita lihat tabel berikut.
Bid = harga permintaan, harga dimana pelaku pasar bersedia membeli
Offer = harga penawaran, harga dimana pelaku pasar bersedia menjual
Vol = volume dalam juta USD, supaya mudah dibuat sama saja semua 10 juta, kondisi sebenarnya tentu berbeda
Kita lihat pada tabel bid terbaik adalah 1.6469
dengan volume $10 juta sementara offer terbaik adalah 1.6470 dengan
volume $10 juta juga. Bid dan offer ini adalah pending order atau open
interest yang belum tereksekusi, offer mencerminkan ketersediaan stok
barang yang hendak dijual seller sementara bid mencerminkan harga dan
jumlah yang hendak dibeli buyer.
Dari selisih harga bid terbaik (tertinggi) 1.6469 dan offer terbaik
(termurah) inilah muncul harga dan spread saat ini, yaitu 1.6469/1.6470
dengan spread 1 pip. Jadi spread yang sebenarnya muncul sama sekali
bukan akal-akalan broker tapi berdasarkan dimana atau di harga berapa
"minat" para pelaku pasar.
Kita sudah tahu bahwa harga bergerak karena ada transaksi atau
kesepakatan, dan pending order ini belum merupakan suatu transaksi
tetapi masih berupa "minat". Nah untuk terjadi kesepakatan maka harus
ada market order yang masuk untuk menyepakati harga 1.6469 atau 1.6470,
yaitu sell atau menjual untuk memenuhi minat beli di 1.6469 atau buy
atau membeli untuk memenuhi minat jual di 1.6470. Prinsipnya adalah
untuk setiap 1 volume buy maka harus ada 1 volume sell untuk bisa
terjadi kesepakatan. Dan harga baru berubah ketika tidak ada lagi minat
di harga yang tertera sekarang, jadi untuk mengubah harga dari harga
sekarang maka volume market order yang masuk harus sama atau lebih dari
volume pending order di harga itu.
Misalnya saat ini ada pelaku pasar yang buy sekarang di harga 1.6470
dengan volume hanya $2 juta, maka harga tidak akan berubah karena masih
ada sisa $8 juta lagi yang hendak dijual di harga 1.6470. Tetapi apabila
volume beli mencapai $10 juta, maka harga offer akan naik ke harga
terdekat dimana ada minat jual, dalam kasus contoh diatas adalah 1.6471.
Jadi kalau ini terjadi maka kita akan melihat spread melebar hingga
harga akan terlihat sebagai 1.6469/1.6471. Lalu bagaimana apabila volume
beli ternyata mencapai $20 juta? Maka $10 juta akan dipenuhi di 1.6470
sementara $10 juta lagi terpaksa harus dipenuhi di 1.6471, dan dalam
kasus ini harga offer akan naik ke 1.6472 karena tidak ada lagi minat
jual dibawah harga itu. Nanti kita akan melihat spread melebar lagi
hingga harga akan tertera sebagai 1.6469/1.6472.
Lalu bagaimana kalau misalnya yang masuk adalah market order sell di
harga sekarang 1.6469? Hampir sama dengan diatas, apabila volume sell
masih kurang dari $10 juta maka harga tidak akan kemana-mana. Apabila
volume sell mencapai $10 juta maka harga bid akan turun ke 1.6468 karena
tidak ada lagi minat beli di 1.6469. Disini kita akan melihat spread
juga melebar hingga akan tertera harga 1.6468/1.6470. Bagaimana kalau
minat jual sangat besar, misalnya mencapai $40 juta? Maka $10 juta akan
dijual di harga 1.6469, $10 juta berikutnya akan dijual di harga 1.6468,
$10 juta berikutnya lagi akan dijual di harga 1.6467, dan $10 juta
terakhir akan dijual di harga 1.6466. Dan harga bid akan jatuh sampai
1.6465 karena sudah tidak ada lagi minat beli diatas itu. Disni nanti
kita lihat spread akan lebar sekali hingga tertera harga 1.6465/1.6470.
Jadi ketika kita melihat harga terus bergerak naik itu artinya buyer
bersedia membeli dengan harga lebih mahal lagi memenuhi minat jual di
harga yang lebih tinggi sementara ketika kita melihat harga terus
bergerak turun itu artinya seller bersedia menjual dengan harga lebih
murah lagi memenuhi minat beli di harga yang lebih rendah. Dan ketika
kita melihat spread maka kita tahu itu terjadi karena ada perbedaan di
harga berapa minat untuk membeli dan menjual. Dari sini juga kita bisa
tahu bahwa tidak ada hitungan baku berapa volume yang dibutuhkan untuk
menggerakan harga setiap 1 pipnya, yang penting adalah ada atau tidaknya
minat untuk bertransaksi di suatu titik harga, dan minat ini volumenya
bervariasi. Contoh volume $10 juta disini hanya agar mudah dipahami
saja.
Lalu apa yang terjadi jika misalnya minat yang ada sekarang berubah?
Misalnya minat jual atau offer terbaik di 1.6470 sebesar $10 juta
tiba-tiba dibatalkan, maka harga offer akan berubah ke dimana ada offer
terdekat yaitu 1.6471. Bagaimana kalau minat buy atau bid 1.6469
dibatalkan? Maka harga bid akan turun ke 1.6468. Jelas dan masuk akal
yah? Nah ini menjelaskan kenapa menjelang news penting seperti NFP akan
dirilis spread bisa melebar sangat jauh kemudian sering terjadi spike
atau gap, ini hal yang rasional karena para pelaku pasar juga manusia
yang memiliki logika. Mereka tidak mau secara konyol mengambil resiko
jadi mereka akan melakukan langkah penyelamatan, menutup atau hedging
posisi terbuka, membatalkan pending order, dan lain-lain. Ini
menyebabkan minat yang ada berkurang drastis sehingga harga harus
bergerak jauh mencari titik dimana ada minat yang menunggu. Oke yah?
Pada praktek sebenarnya bisa sangat bervariasi, dalam setiap detik bisa
terjadi banyak sekali order, bisa itu market order buy atau sell, bisa
juga pending order buy atau sell, atau bisa juga pembatalan order yang
sudah ada hingga harga bisa sangat berfluktuasi dan spread juga bisa
melebar atau menyempit dalam waktu yang singkat. Tetapi mekanisme
dasarnya tetap sama seperti sudah dijelaskan diatas, dan kita sebetulnya
sudah tidak perlu pusing memikirkan itu karena semua sudah dilakukan
oleh komputer. Kita tinggal lihat bagaimana pergerakan harganya dan
pahami ketika harga naik dari harga sekarang maka itu artinya tidak ada
lagi minat jual di harga sekarang dan minat jual berikutnya ada di harga
yang lebih tinggi, dan ketika harga turun dari harga sekarang maka itu
artinya tidak ada lagi minat beli di harga sekarang dan minat beli
berikutnya ada di harga yang lebih rendah.
Mekanisme seperti itu adalah yang real terjadi di market interbank
dimana yang bermain disitu adalah institusi-institusi keuangan raksasa
dengan modal sangat besar dan transaksinya juga jutaan USD,
mereka-mereka ini yang memiliki akses langsung ke market. Lalu bagaimana
dengan trader macam saya dengan modal recehan?
Trader-trader retail seperti kita tidak memiliki akses langsung ke
market interbank tetapi harus melalui pihak ketiga atau perantara, bisa
itu bank atau broker forex. Bank memiliki akses ke market kemudian dari
situ mereka bisa menjual atau membeli mata uang kepada atau dari
nasabahnya dengan harga mark up untuk mendapat keuntungan. Umumnya
nasabah bank bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan mereka atau untuk
tabungan dan investasi, bukan berbisnis mencari profit seperti para
trader. Sementara broker memfasilitasi trader retail seperti kita untuk
bisa berbisnis forex dan melakukan transaksi.
Broker mengambil data harga dari market walaupun memang kadang-kadang
ada perbedaan harga antar broker, tetapi biasanya tidak jauh. Mekanisme
pergerakan harga di broker tetap sama dengan maret interbank karena
market interbank inilah yang mempengaruhi pergerakan harga, broker hanya
mengikuti harga di market, mereka tidak bisa menggerakan harga kecuali
mereka memang memanipulasi harga yang tertera di chart kita, hal ini
memang bisa dilakukan dan memang kerap terjadi. Mekanisme dan jalur kita
bertransaksi dan juga spread harga di broker berbeda dengan market
real, itu tergantung kepada jenis broker dan kebijakan mereka.
Kita lihat sepintas tentang broker, pada dasarnya ada tiga tipe broker
yaitu non dealing desk (NDD), dealing desk (DD), dan hybrid. Kita lihat
satu persatu.
Broker NDD
Kalau kita bertransaksi melalui broker NDD, maka transaksi kita akan
mereka teruskan ke market. Broker tipe ini benar-benar hanya bertindak
sebagai perantara. Data harga dan spread yang tertera sangat fluktuatif
menyesuaikan kondisi yang terjadi di market. Broker NDD ini juga terbagi
lagi jadi tiga jenis yaitu electronic communication network (ECN),
straight through processing (STP), dan direct market access (DMA).
Saya tidak akan menjelaskan detail tentang ketiga jenis broker itu
disini, nanti saja dibuat tulisan khusus. Cukuplah kita tahu bahwa
apabila kita trading melalui broker NDD maka kita akan berhadapan dengan
kondisi market yang real dan bertransaksi melawan market yang real
juga. Disini resiko kecurangan oleh broker sangat kecil karena order
kita akan diteruskan langsung ke market untuk dicarikan "lawannya",
sebagai imbalannya mereka akan menarik komisi yang besarnya bervariasi
tergantung kebijakan masing-masing. Dan karena kita berhadapan dengan
market langsung maka kadang-kadang kita bisa diuntungkan dengan spread
yang sangat tipis tetapi kadang-kadang pula kita malah bertemu dengan
spread yang sangat lebar. Dan disini kita juga kadang bisa berhadapan
dengan requote atau slippage, tetapi hal ini disebabkan oleh kondisi di
market, bukan karena kecurangan broker.
Broker DD
Kalau di broker DD kita sebetulnya trading di lingkungan broker itu
sendiri, lawan kita adalah pihak broker dan para klien yang posisinya
berlawanan dengan kita. Ini jenis broker yang biasa disebut sebagai
bandar.
Disini ketika kita buy maka kita membeli dari broker atau klien lainnya,
dan ketika kita sell maka kita menjual kepada broker atau klien
lainnya. Broker jenis ini biasanya menerapkan spread yang fix, karena
mereka juga mengambil keuntungan dari situ, tapi ada juga yang
menerapkan floating spread tetapi biasanya lebih lebar dari spread
market sebenarnya karena mereka seperti broker spread fix mereka juga
mengambil keuntungan dari spread. Dan ada juga yang malah ditambah lagi
komisi (biasanya broker lokal nih).
Karena semua transaksi dilakukan internal maka transaksi yang kita
lakukan sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap pergerakan harga.
Pergerakan harga tetap ditentukan oleh market interbank. Jadi omong
kosong apabila ada rekan trader yang mengklaim bisa mengatur harga
dengan modal hanya $25 walaupun beliau mengklaim metodenya bersandar
pada hukum supply & demand.
Broker seperti ini sebetulnya memiliki resiko lebih besar karena mereka
harus menjadi lawan transaksi kliennya, ada resiko mereka kekurangan
dana untuk melayani transaksi klien. Biasanya hal ini diatasi dengan
backup dari bank sebagai liquidity provider, disini kadang-kadang bisa
terjadi pelebaran spread karena mereka harus mengkuti harga dari
provider tadi.
Keuntungan untuk trader biasanya broker menjamin instant execution,
alias setiap market order kita mereka jamin tereksekusi cepat. Jadi
tidak peduli broker akan untung atau rugi (rugi sebetulnya sudah mereka
perhitungkan) mereka harus mengeksekusi atau menjadi lawan setiap market
order yang masuk.
Tetapi hati-hati juga karena broker menanggung resiko kerugian cukup
tinggi maka trading di broker tipe ini bagi trader juga mengandung
resiko kecurangan. Requote dan slippage yang terjadi seringkali bukan
diakibatkan oleh kondisi market tetapi karena pihak broker menunggu
level harga yang lebih menguntungkan mereka. Juga kadang terjadi
manipulasi harga yang berbentuk spike atau pergerakan tiba-tiba yang
menghantam stop loss kita, ini yang biasanya disebut stop loss hunter.
Resiko lainnya adalah ketika hendak wd ternyata tidak ada cukup dana
untuk membayar keuntungan klien, biasanya proses wd jadi dipersulit
dengan berbagai alasan.
Apabila kita memilih untuk membuka akun di broker DD dengan dana cukup
besar, maka pastikan kita sudah pelajari latar belakang dan reputasi
brokernya. Lihat alamatnya dimana, sudah berapa lama berdiri, cek apakah
teregulasi oleh badan-badan yang kompeten, dan cari tahu dari
pengalaman trader-trader lain yang pernah trading disitu.
Oke deh semoga cukup jelas sekarang dan ketika kita melihat chart kita paham apa yang sebetulnya sedang terjadi di market.
Itu artikel yang bermanfaat, dan semoga banyak membantu kawan-kawan blogger semua.