MUSIC OFF

Sementara kosong

Seandainya Meja Kerja Kita Seperti ini??

Seandainya Meja Kerja kita seperti ini, mungkin akan lebih tahan berlama lama memanjakan mata, bermain game atau menganalisa chart didepan komputer.

Catat Hal Penting Dan Terus Belajar

Catat Hal-Hal Penting jika anda menemukan sesuatu yang perlu anda catat, jangan menyerah dan terus belajar.

Analisa, Yakini dan Lakukan

Analisa rencana pergerakan yang anda tangkap di chart, Yakini analisa yang anda lakukan, dan Lakukan Open Posisi sesuai dengan analisa dengan menggunakan Stop Loss untuk menghindari kerugian yang berlebihan dan mengetahui letak kesalahan analisa.

Gunakan Lebih dari satu chart

Gunakan Lebih dari satu chart bila diperlukan untuk membedakan masing-masing pergerakan harga di tiap broker yang anda gunakan.

Amati dan Terima

Setelah menganalisa, dan melakukan order serahkan kelanjutannya kepada pasar yang bergerak, jika tidak sesuai maka mendapatkan Loss, dan jika sesuai dengan analisa akan profit. Gunakan Money Management yang baik!.

Sabtu, 21 Februari 2015

Memahami pergerakan harga Part 2

Lanjut lagi yang kemarin, kita lihat gambar berikut, ini adalah gambaran pergerakan harga di TF D1 atau harian.
Datablock terakhir adalah ringkasan pergerakan harga hari Jumat tanggal 3 Januari kemarin, kita lihat disitu pergerakan harga dimulai di 1.6448, kemudian selama dia bergerak hari itu harga mencapai titik tertingginya di 1.6474 dan titik terendahnya di 1.6395 sebelum akhirnya berakhir di 1.6403. Disini kita tahu bahwa hari Jumat itu seller dominan dan hidden potensial juga dipegang seller.
Oke kalau tadi diatas kita baru melihat "ringkasan cerita" pergerakan hari Jumat sekarang kita lihat lebih detil lagi apa yang sebetulnya terjadi pada hari itu.


Perhatikan pada gambar diatas kita melihat detil cerita pergerakan hari Jumat di TF H1, jadi kita melihat cerita pergerakannya dari jam ke jam sepanjang hari itu. Kita lihat pergerakan dimulai dari harga 1.6448  dan membentuk serangkaian gerakan naik turun yang memuncak di high 1.6474, kemudian meluncur ke low 1.6395, lalu dari situ melalui lagi serangkaian gerakan naik turun yang berakhir di close 1.6403. Kita lihat disitu tiap-tiap datablock H1 merupakan sebuah ringkasan cerita juga yang diwakili titik-titik OHLC masing-masing. Kalau mau kita bisa lihat lebih detil lagi bagaimana sebetulnya cerita yang terjadi disitu. Kita lihat contoh di jam paling akhir saja, kita lihat apa yang terjadi disitu.

Nah dengan TF m5 kita bisa lihat bagaimana cerita perjalanan harga di jam terakhir hari Jumat itu dalam periode 5 menitan. Sampai sini point-nya adalah "pergerakan besar dibentuk dari pergerakan yang kecil-kecil", dan prinsip ini kalau dibalik menjadi "akumulasi pergerakan yang kecil-kecil membentuk yang besar". Coba sekarang kita lihat bagaimana pergerakan harian di TF D1 diatas tadi ternyata secara akumulatif membentuk pergerakan yang lebih besar yaitu mingguan, kita lihat.
Ini adalah TF D1:


 Akumulasi pergerakan harian membentuk pergerakan mingguan yang digambarkan di TF W1:


Oke dapat yah sampai sini idenya tentang korelasi pergerakan besar dan pergerakan kecil, singkat saja untuk part 2 ini. Kita lanjut lagi nanti insya Allah...
 
Sumber : LINK

Selasa, 17 Februari 2015

Memahami Pergerakan Harga Part1

Lanjut materi yang cukup baik untuk dibaca sobat blogger

SAMPRAZAAN

Tulisan ini sebetulnya sangat basic, tetapi malah sering dilupakan karena kebanyakan kita (termasuk saya) ketika mulai belajar belum apa-apa sudah bertemu dengan indikator. Apalagi semakin jauh materi pelajaran semakin bermacam-macam konsep pendekatan yang digunakan dan semakin bermacam-macam juga indikator yang digunakan hingga rasanya sangat sulit mengikuti pelajaran dan akhirnya banyak yang gagal. Malah ada orang yang semena-mena memaki-maki dan mengatai "raja j@mb#t" karena setup chart yang kusut penuh indikator.

Disini kita akan kembali ke konsep paling dasar yaitu prinsip analisa KG serta filosofi pergerakan harga dengan menggunakan data yang paling mentah yaitu chart polos alias naked chart. Tujuannya agar kita bisa memahami bagaimana prinsip dan filosofi itu bekerja dibalik pergerakan harga pada chart kita. Nanti setelah kita benar-benar memahami ini baru kita mulai menggunakan alat bantu (tools/indikator, atau garis-garis apalah) apabila memang dibutuhkan. Semoga dengan ini pemahaman dan kemampuan kita membaca pergerakan harga semakin bertambah, dan otomatis digit equity kita bertambah juga, lalu cita-cita membangun bangsa yang makmur dan kuat bisa terwujud, amin.

Oke kita mulai.....

Setelah sebelumnya kita bahas bagaimana sesungguhnya mekanisme pergerakan harga maka sekarang kita akan belajar untuk memahami pergerakan harga itu sendiri di chart kita. Jadi nanti ketika kita melihat chart  kita benar-benar mengerti apa sih yang sedang terjadi di market melalui apa yang digambarkan oleh datablock dan semua tools yang kita gunakan.

Kita tidak akan bahas lagi prinsip pertama karena itu sih harusnya sudah benar-benar tertanam, prinsip kedua juga lewat saja karena aplikasinya sudah dibahas di tulisan Mekanisme Pergerakan Harga sebelumnya, jadi kita sekarang langsung ke prinsip ketiga analisa KG:

"Kemana Kecenderungan Arah Pergerakan Harga Tergantung Sepenuhnya Pada Akumulasi
Transaksi-Transaksi Yang Mendominasi Pada Saat Pelaku Pasar Bertransaksi Di Pasar Mata
Uang"

Kita sudah paham mekanisme pergerakan harga kemarin kan yah? Untuk terjadi transaksi atau deal maka untuk setiap satu volume beli harus ada satu volume jual, jadi harus ada orang yang mau beli (buyer) dan orang yang mau jual (seller) dengan volume yang sama. Harga naik karena volume permintaan beli di harga itu lebih besar daripada volume penawaran jual, jadi stok barang sudah habis sementara permintaan masih ada dan penawaran seller berikutnya ada di harga yang lebih tinggi, yah terpaksa buyer harus beli lebih mahal. Dan harga turun karena volume penawaran jual di harga itu lebih besar daripada volume permintaan beli, jadi pembeli sudah tidak ada sementara ada stok berlebih yang hendak dijual dan permintaan berikutnya ada di harga yang lebih rendah, terpaksa deh seller harus jual lebih murah.

Simpel kan? Kalau itu masih rumit begini saja deh mikirnya, harga naik karena buyer berani beli lebih mahal dan harga turun karena seller berani jual lebih murah. Itu saja deh yah biar nggak pusing.

Ketika harga naik walaupun itu hanya 1 pip kita bisa karatakan bahwa buyer win karena secara akumulasi saat itu lebih banyak minat beli daripada minat jual, atau bisa juga dikatakan buyer lebih dominan. Sebaliknya juga ketika harga turun walaupun itu hanya 1 pip kita mengatakan bahwa seller win karena secara akumulasi saat itu lebih banyak minat jual daripada minat beli, atau kita biasa katakan seller lebih dominan.

Nah kalau dilihat secara akumulatif dari transaksi yang terjadi memang ketika harga naik buyer lebih dominan hingga dikatakan buyer win dan ketika harga turun seller yang lebih dominan hingga dikatakan seller win. Tapi nih, kalau saya boleh bilang jujur coba kita lihat dari kacamata pedagang, ketika harga terus naik yang menang sebetulnya bukan buyer lho, tapi seller yang menang! Kenapa? Karena mereka berhasil memaksa buyer untuk membeli lebih mahal lagi. Nah ketika harga terus turun juga begitu, sebetulnya bukan seller yang menang tapi malah buyer! Karena mereka berhasil memaksa seller untuk menjual lebih murah lagi. Hehehe, benar kan yah?

Tapi itu sekedar agar kita tahu saja yah, pada prakteknya kita akan tetap memegang prinsip akumulasi untuk mengatakan bahwa buyer dominan atau seller dominan.

Oke sekarang kalau kita lihat chart bagaimana kita bisa katakan bahwa harga naik atau harga turun? Dengan membandingkan harga sekarang dengan sebelumnya, bisa itu satu detik yang lalu, satu menit yang lalu, satu jam, satu hari, atau bisa sepuluh tahun yang lalu. Dalam kasus analisa chart sebelum kita bisa mengatakan harga naik atau turun kita harus tahu dulu kita melihat harga itu darimana kemana. Kalau darimana dan kemana ini beda maka kesimpulan bahwa harga naik atau turun (atau malah sama) juga bisa berbeda.

Misal pada chart berikut:


Kita lihat harga GBP/USD sekarang adalah 1.6470. Nah kalau kita bandingkan harga sekarang dengan harga dari titik B 1.6455 maka harganya naik, jadi kalau dilihat dari titik B sampai sekarang secara akumulasi minat untuk beli lebih besar daripada minat jual hingga buyer mau saja membeli dengan harga lebih tinggi. Tapi kalau kita bandingkannya harga sekarang dengan titik A 1.6543 maka harganya turun, disini secara akumulasi minat untuk jual lebih besar daripada minat beli hingga seller mau menjual dengan harga lebih murah. Lalu yang benar harga naik atau turun nih? Dua-duanya benar, sudut pandangnya saja berbeda.
Data yang tertera pada chart kita merupakan jejak perjalanan harga. Titik-titik yang pernah dilalui harga terekam dalam bentuk line, candlestick, ataupun bar. Ketiganya adalah rekaman perjalanan harga dalam suatu periode waktu tertentu yang biasa disebut TF atau Time Frame. Line merekam harga terakhir pada suatu periode sementara candlestick (pada analisa KG disebut sebagai datablock) dan bar lebih lengkap lagi, dia merupakan "ringkasan cerita" perjalan harga pada setiap periode. 
Kita lihat gambar berikut:

Tiga gambar diatas adalah jejak perjalanan atau cerita harga yang dikelompokan dalam satuan periode 4 jam-an atau biasa disebut TF H4. Yang paling atas adalah line chart, kemudian yang tengah bar chart dan terakhir candlestick chart, bar dan candlestick ini sebetulnya hampir sama. Nah bandingkan "cerita" yang digambarkan oleh line dan bar atau candlestick. Bar dan candlestick menggambarkan cerita yang lebih lengkap di tiap-tiap periode dibandingkan line yang hanya menampilkan harga terakhir di tiap periode. Untuk selanjutnya saya akan menggunakan candlestick saja karena lebih mudah dibaca, dan candlestick ini juga kita akan sebut sebagai "datablock".
Sekarang kita lihat lebih jauh tentang datablock.

Seperti sudah dikatakan tadi sebuah datablock merupakan ringkasan cerita perjalanan harga dalam suatu periode. Dari situ kita bisa lihat dimana perjalanannya dimulai (harga awal/open) dimana disitu dianggap belum ada transaksi yang terjadi, lalu kita bisa lihat juga perjalanannya sampai harga tertinggi yang dibeli buyer (high) dan harga terendah yang dijual seller (low), dan sampai di akhir perjalanannya di periode itu (harga penutupan/close). Lalu kalau kita perhatikan posisi close terhadap open kita bisa tahu jenis transaksi yang lebih dominan, bila harga close diatas open maka transaksi buy yang lebih dominan dan bila harga close dibawah open maka transaksi sell yang lebih dominan. 
Gambar berikut akan menjelaskan.
open = harga awal/pembukaan
high = harga tertinggi
low = harga terendah
close = harga terakhir/penutupan
arah panah = dominasi, naik berarti dominan buyer dan turun berarti dominan seller
Selain kita tahu harga OHLC dan siapa yang dominan berdasarkan posisi open dan close tadi jarak antar titik-titik harga di masing-masing datablock itu juga menggambarkan sesuatu. Jarak antara high dan low menggambarkan tingkat minat atau agresifitas pelaku pasar, semakin jauh jaraknya semakin tinggi minatnya atau semakin agresif pelaku pasar melakukan transaksinya. Kemudian jarak antara close dan open menggambarkan seberapa kuat dominasinya, semakin jauh jaraknya maka semakin kuat dominasinya. Lalu yang terakhir adalah hidden potensial atau potensi tersembunyi, hidden potensial (HP) ini dilihat berdasarkan posisi close terhadap high dan low. Bila close ini lebih dekat ke high maka HPnya adalah buyer, sementara bila close lebih dekat ke low maka HPnya adalah seller.
Kita lihat gambar lagi biar jelas.

Gambar diatas memperlihatkan tingkat minat pelaku pasar yang ditunjukan oleh lebar range, yaitu jarak antara high dan low
 

Panah pada gambar diatas menunjukan siapa yang dominan pada periode datablock, dilihat berdasarkan dimana posisi close terhadap open. Selain itu jarak antara open dan close sendiri menggambarkan seberapa kuat sebetulnya dominasinya.



Pada gambar diatas kita bisa lihat bagaimana hidden potensialnya berdasarkan posisi close terhadap high atau lownya. Apabila close lebih dekat kepada high maka hidden potensialnya adalah buyer dan apabila close lebih dekat kepada low maka hidden potensialnya adalah seller.
Oke dapat yah sampai sini, sekarang lanjut ke prinsip keempat.
"Dominasi Transaksi Salah Satu Pelaku Pasar Akan Melemah Karena Dua Hal, Pertama
Yaitu: Ketika Salah Satu Pelaku Pasar Tidak Dapat Menerima Harga Di Atas Harga
Tertinggi atau Di Bawah Harga Terendah Yang Terjadi. Kedua Yaitu: Ketika Volume
Transaksi Yang Dilakukan Pelaku Pasar Di Pasar Mata Uang Jumlahnya Sedikit Atau Kecil.
Dan Kecil Atau Sedikitnya Volume Transaksi Yang Terjadi Ini Kemungkinannya Hanya
Disebabkan Oleh Dua Hal Yaitu, Pertama Mungkin Karena Pelaku Pasar Yang Aktif Di Pasar
mata Uang Saat Itu Memang Sedikit Dan Yang Kedua Mungkin Saja Pelaku Pasar Yang Aktif
Saat Itu Banyak Tetapi Mereka Tidak Bertransaksi Karena Menunggu Saat Yang Tepat
Untuk Bertransaksi Di Pasar Mata Uang"

Jadi dominasi melemah karena pelaku pasar tidak mau menerima melebihi harga tertinggi atau terendah, atau karena volume transaksi kecil. Pada bahasan kali ini kita belum bicara masalah volume karena itu berhubungan dengan timing, kita baru bicara datablock secara individu. Karena itu harga tertinggi dan terendah pada suatu datablock kita asumsikan karena pelaku pasar tidak mau lagi menerima harga melebihi harga tertinggi dan terendah. Buyer tidak mau lagi membeli lebih mahal dari high dan seller tidak mau lagi menjual lebih murah dari low.

Kita lihat gambar lagi.

 High terjadi karena buyer tidak mau membeli lebih mahal lagi dan Low terjadi  karena seller tidak mau menjual lebih murah lagi.
Oke yah sampai sini mudah-mudahan jelas sampai prinsip keempat penerapan dasarnya pada chart, sederhana banget kan yah?
 
Lanjut Ke Part 2 Selanjutnya
 
Sumber : LINK

Mekanisme Pergerakan Harga Forex

Assalamu'alaikum para sobat blogger, sudah lama tidak menulis dan mengcopas artikel-artikel yang banyak bermanfaat diluar sana :)
Ada satu artikel yang cukup bagus untuk disimak dalam menggeluti dunia forex, langsung saja kita notedkan disini

Lucu rasanya kalau pekerjaan (atau hobi) kita sehari-hari menghadapi chart dan berusaha mendapat profit dari pergerakan harga tetapi kita tidak pernah mengerti bagaimana sesungguhnya harga itu bisa bergerak. Jadi sekarang kita akan bahas sedikit bagaimana sebetulnya mekanisme pergerakan harga yang terjadi market.

Kita tentu sudah tahu bahwa harga bergerak karena ada transaksi atau ada "deal", dan arah harga bergerak mengikuti akumulasi transaksi terbesar yang terjadi saat ini (prinsip kedua dan ketiga analisa KG yah). Jadi bukan analisa kita, bukan TS, bukan indikator, bukan juga news yang menggerakan harga, tapi transaksi yang dilakukan para pelaku pasar yang tentu saja tidak terikat dengan hal-hal itu.

Kita lihat tabel berikut.


Bid = harga permintaan, harga dimana pelaku pasar bersedia membeli
Offer = harga penawaran, harga dimana pelaku pasar bersedia menjual
Vol = volume dalam juta USD, supaya mudah dibuat sama saja semua 10 juta, kondisi sebenarnya tentu berbeda

Kita lihat pada tabel bid terbaik adalah 1.6469 dengan volume $10 juta sementara offer terbaik adalah 1.6470 dengan volume $10 juta juga. Bid dan offer ini adalah pending order atau open interest yang belum tereksekusi, offer mencerminkan ketersediaan stok barang yang hendak dijual seller sementara bid mencerminkan harga dan jumlah yang hendak dibeli buyer.

Dari selisih harga bid terbaik (tertinggi) 1.6469 dan offer terbaik (termurah) inilah muncul harga dan spread saat ini, yaitu 1.6469/1.6470 dengan spread 1 pip. Jadi spread yang sebenarnya muncul sama sekali bukan akal-akalan broker tapi berdasarkan dimana atau di harga berapa "minat" para pelaku pasar.

Kita sudah tahu bahwa harga bergerak karena ada transaksi atau kesepakatan, dan pending order ini belum merupakan suatu transaksi tetapi masih berupa "minat". Nah untuk terjadi kesepakatan maka harus ada market order yang masuk untuk menyepakati harga 1.6469 atau 1.6470, yaitu sell atau menjual untuk memenuhi minat beli di 1.6469 atau buy atau membeli untuk memenuhi minat jual di 1.6470. Prinsipnya adalah untuk setiap 1 volume buy maka harus ada 1 volume sell untuk bisa terjadi kesepakatan. Dan harga baru berubah ketika tidak ada lagi minat di harga yang tertera sekarang, jadi untuk mengubah harga dari harga sekarang maka volume market order yang masuk harus sama atau lebih dari volume pending order di harga itu.

Misalnya saat ini ada pelaku pasar yang buy sekarang di harga 1.6470 dengan volume hanya $2 juta, maka harga tidak akan berubah karena masih ada sisa $8 juta lagi yang hendak dijual di harga 1.6470. Tetapi apabila volume beli mencapai $10 juta, maka harga offer akan naik ke harga terdekat dimana ada minat jual, dalam kasus contoh diatas adalah 1.6471. Jadi kalau ini terjadi maka kita akan melihat spread melebar hingga harga akan terlihat sebagai 1.6469/1.6471. Lalu bagaimana apabila volume beli ternyata mencapai $20 juta? Maka $10 juta akan dipenuhi di 1.6470 sementara $10 juta lagi terpaksa harus dipenuhi di 1.6471, dan dalam kasus ini harga offer akan naik ke 1.6472 karena tidak ada lagi minat jual dibawah harga itu. Nanti kita akan melihat spread melebar lagi hingga harga akan tertera sebagai 1.6469/1.6472.

Lalu bagaimana kalau misalnya yang masuk adalah market order sell di harga sekarang 1.6469? Hampir sama dengan diatas, apabila volume sell masih kurang dari $10 juta maka harga tidak akan kemana-mana. Apabila volume sell mencapai $10 juta maka harga bid akan turun ke 1.6468 karena tidak ada lagi minat beli di 1.6469. Disini kita akan melihat spread juga melebar hingga akan tertera harga 1.6468/1.6470. Bagaimana kalau minat jual sangat besar, misalnya mencapai $40 juta? Maka $10 juta akan dijual di harga 1.6469, $10 juta berikutnya akan dijual di harga 1.6468, $10 juta berikutnya lagi akan dijual di harga 1.6467, dan $10 juta terakhir akan dijual di harga 1.6466. Dan harga bid akan jatuh sampai 1.6465 karena sudah tidak ada lagi minat beli diatas itu. Disni nanti kita lihat spread akan lebar sekali hingga tertera harga 1.6465/1.6470.

Jadi ketika kita melihat harga terus bergerak naik itu artinya buyer bersedia membeli dengan harga lebih mahal lagi memenuhi minat jual di harga yang lebih tinggi sementara ketika kita melihat harga terus bergerak turun itu artinya seller bersedia menjual dengan harga lebih murah lagi memenuhi minat beli di harga yang lebih rendah. Dan ketika kita melihat spread maka kita tahu itu terjadi karena ada perbedaan di harga berapa minat untuk membeli dan menjual. Dari sini juga kita bisa tahu bahwa tidak ada hitungan baku berapa volume yang dibutuhkan untuk menggerakan harga setiap 1 pipnya, yang penting adalah ada atau tidaknya minat untuk bertransaksi di suatu titik harga, dan minat ini volumenya bervariasi. Contoh volume $10 juta disini hanya agar mudah dipahami saja.

Lalu apa yang terjadi jika misalnya minat yang ada sekarang berubah? Misalnya minat jual atau offer terbaik di 1.6470 sebesar $10 juta tiba-tiba dibatalkan, maka harga offer akan berubah ke dimana ada offer terdekat yaitu 1.6471. Bagaimana kalau minat buy atau bid 1.6469 dibatalkan? Maka harga bid akan turun ke 1.6468. Jelas dan masuk akal yah? Nah ini menjelaskan kenapa menjelang news penting seperti NFP akan dirilis spread bisa melebar sangat jauh kemudian sering terjadi spike atau gap, ini hal yang rasional karena para pelaku pasar juga manusia yang memiliki logika. Mereka tidak mau secara konyol mengambil resiko jadi mereka akan melakukan langkah penyelamatan, menutup atau hedging posisi terbuka, membatalkan pending order, dan lain-lain. Ini menyebabkan minat yang ada berkurang drastis sehingga harga harus bergerak jauh mencari titik dimana ada minat yang menunggu. Oke yah?

Pada praktek sebenarnya bisa sangat bervariasi, dalam setiap detik bisa terjadi banyak sekali order, bisa itu market order buy atau sell, bisa juga pending order buy atau sell, atau bisa juga pembatalan order yang sudah ada hingga harga bisa sangat berfluktuasi dan spread juga bisa melebar atau menyempit dalam waktu yang singkat. Tetapi mekanisme dasarnya tetap sama seperti sudah dijelaskan diatas, dan kita sebetulnya sudah tidak perlu pusing memikirkan itu karena semua sudah dilakukan oleh komputer. Kita tinggal lihat bagaimana pergerakan harganya dan pahami ketika harga naik dari harga sekarang maka itu artinya tidak ada lagi minat jual di harga sekarang dan minat jual berikutnya ada di harga yang lebih tinggi, dan ketika harga turun dari harga sekarang maka itu artinya tidak ada lagi minat beli di harga sekarang dan minat beli berikutnya ada di harga yang lebih rendah.

Mekanisme seperti itu adalah yang real terjadi di market interbank dimana yang bermain disitu adalah institusi-institusi keuangan raksasa dengan modal sangat besar dan transaksinya juga jutaan USD, mereka-mereka ini yang memiliki akses langsung ke market. Lalu bagaimana dengan trader macam saya dengan modal recehan?

Trader-trader retail seperti kita tidak memiliki akses langsung ke market interbank tetapi harus melalui pihak ketiga atau perantara, bisa itu bank atau broker forex. Bank memiliki akses ke market kemudian dari situ mereka bisa menjual atau membeli mata uang kepada atau dari nasabahnya dengan harga mark up untuk mendapat keuntungan. Umumnya nasabah bank bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan mereka atau untuk tabungan dan investasi, bukan berbisnis mencari profit seperti para trader. Sementara broker memfasilitasi trader retail seperti kita untuk bisa berbisnis forex dan melakukan transaksi.

Broker mengambil data harga dari market walaupun memang kadang-kadang ada perbedaan harga antar broker, tetapi biasanya tidak jauh. Mekanisme pergerakan harga di broker tetap sama dengan maret interbank karena market interbank inilah yang mempengaruhi pergerakan harga, broker hanya mengikuti harga di market, mereka tidak bisa menggerakan harga kecuali mereka memang memanipulasi harga yang tertera di chart kita, hal ini memang bisa dilakukan dan memang kerap terjadi. Mekanisme dan jalur kita bertransaksi dan juga spread harga di broker berbeda dengan market real, itu tergantung kepada jenis broker dan kebijakan mereka.

Kita lihat sepintas tentang broker, pada dasarnya ada tiga tipe broker yaitu non dealing desk (NDD), dealing desk (DD), dan hybrid. Kita lihat satu persatu.

Broker NDD

Kalau kita bertransaksi melalui broker NDD, maka transaksi kita akan mereka teruskan ke market. Broker tipe ini benar-benar hanya bertindak sebagai perantara. Data harga dan spread yang tertera sangat fluktuatif menyesuaikan kondisi yang terjadi di market. Broker NDD ini juga terbagi lagi jadi tiga jenis yaitu electronic communication network (ECN), straight through processing (STP), dan direct market access (DMA).

Saya tidak akan menjelaskan detail tentang ketiga jenis broker itu disini, nanti saja dibuat tulisan khusus. Cukuplah kita tahu bahwa apabila kita trading melalui broker NDD maka kita akan berhadapan dengan kondisi market yang real dan bertransaksi melawan market yang real juga. Disini resiko kecurangan oleh broker sangat kecil karena order kita akan diteruskan langsung ke market untuk dicarikan "lawannya",  sebagai imbalannya mereka akan menarik komisi yang besarnya bervariasi tergantung kebijakan masing-masing. Dan karena kita berhadapan dengan market langsung maka kadang-kadang kita bisa diuntungkan dengan spread yang sangat tipis tetapi kadang-kadang pula kita malah bertemu dengan spread yang sangat lebar. Dan disini kita juga kadang bisa berhadapan dengan requote atau slippage, tetapi hal ini disebabkan oleh kondisi di market, bukan karena kecurangan broker.

Broker DD

Kalau di broker DD kita sebetulnya trading di lingkungan broker itu sendiri, lawan kita adalah pihak broker dan para klien yang posisinya berlawanan dengan kita. Ini jenis broker yang biasa disebut sebagai bandar.

Disini ketika kita buy maka kita membeli dari broker atau klien lainnya, dan ketika kita sell maka kita menjual kepada broker atau klien lainnya. Broker jenis ini biasanya menerapkan spread yang fix, karena mereka juga mengambil keuntungan dari situ, tapi ada juga yang menerapkan floating spread tetapi biasanya lebih lebar dari spread market sebenarnya karena mereka seperti broker spread fix mereka juga mengambil keuntungan dari spread. Dan ada juga yang malah ditambah lagi komisi (biasanya broker lokal nih).

Karena semua transaksi dilakukan internal maka transaksi yang kita lakukan sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap pergerakan harga. Pergerakan harga tetap ditentukan oleh market interbank. Jadi omong kosong apabila ada rekan trader yang mengklaim bisa mengatur harga dengan modal hanya $25 walaupun beliau mengklaim metodenya bersandar pada hukum supply & demand.

Broker seperti ini sebetulnya memiliki resiko lebih besar karena mereka harus menjadi lawan transaksi kliennya, ada resiko mereka kekurangan dana untuk melayani transaksi klien. Biasanya hal ini diatasi dengan backup dari bank sebagai liquidity provider, disini kadang-kadang bisa terjadi pelebaran spread karena mereka harus mengkuti harga dari provider tadi.

Keuntungan  untuk trader biasanya broker menjamin instant execution, alias setiap market order kita mereka jamin tereksekusi cepat. Jadi tidak peduli broker akan untung atau rugi (rugi sebetulnya sudah mereka perhitungkan) mereka harus mengeksekusi atau menjadi lawan setiap market order yang masuk.

Tetapi hati-hati juga karena broker menanggung resiko kerugian cukup tinggi maka trading di broker tipe ini bagi trader juga mengandung resiko kecurangan. Requote dan slippage yang terjadi seringkali bukan diakibatkan oleh kondisi market tetapi karena pihak broker menunggu level harga yang lebih menguntungkan mereka. Juga kadang terjadi manipulasi harga yang berbentuk spike atau pergerakan tiba-tiba yang menghantam stop loss kita, ini yang biasanya disebut stop loss hunter. Resiko lainnya adalah ketika hendak wd ternyata tidak ada cukup dana untuk membayar keuntungan klien, biasanya proses wd jadi dipersulit dengan berbagai alasan.

Apabila kita memilih untuk membuka akun di broker DD dengan dana cukup besar, maka pastikan kita sudah pelajari latar belakang dan reputasi brokernya. Lihat alamatnya dimana, sudah berapa lama berdiri, cek apakah teregulasi oleh badan-badan yang kompeten, dan cari tahu dari pengalaman trader-trader lain yang pernah trading disitu.

Oke deh semoga cukup jelas sekarang dan ketika kita melihat chart kita paham apa yang sebetulnya sedang terjadi di market. 
 
Itu artikel yang bermanfaat, dan semoga banyak membantu kawan-kawan blogger semua.
Terima Kasih
 
Sumbel : LINK